Heheh sama seperti cerita sebelumnya  tentang kisah cinta sang pemimpin kepada rakyatnya, kali ini saya juga  mau berbagi cerita dengan sobat blogger. Kisah ini menceritakan tentang  kisah cinta dua sejoli. Hehe kalau di Eropa yang terkenal kan cerita  tentang Romeo & Juliet tapi kalau di Tanah Mandar Lama alias Majene  ada cerita yang kebih seru dari Romeo & Juliet. Mau tahu gimana  ceritanya ?? hehe simak baik-baik. Inilah kisah cinta Kaco dan Cicci.
 Dahulu kala di Majene hiduplah seorang lelaki tampan dan jantan bernama 
Kaco di sebuah desa kecil di  Tanah Mandar Lama, 'Kappung Pangale'. Walaupun dia terkenal sebagai  seorang lelaki jantan yang pantang menyerah namun dibalik simbol  kejantanannya dia menyimpan sebuah rahasia. Yaitu sifat rendah dirinya.  Kaco adalah seorang manusia yang pembelajar di kampungnya pada saat itu.  Setiap hari setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai 'posasi'  (nelayan), dia selalu menyempatkan diri untuk membaca buku atau membaca  berita-berita terbaru sehingga dia tidak pernah ketinggalan informasi. 
Karena aktivitasnya yang bekerja dan membaca setiap harinya sehingga  Kaco menjadi seorang lelaki cerdas namun tidak romantis. Hingga suatu  saat pada saat umurnya sudah mencapai 25 tahun, Kaco kemudian resah  karena dia tidak memiliki seorang pacar atau paling tidak seorang  perempuan yang dia idam-idamkan. 
Tiba-tiba, Pua'nya (ayahnya) Kaco menyuruh Kaco untuk pergi memesan  kowi' (badik) di Pambo'borang (sebuah kampung pandai besi di Majene).  Kaco pun segera melaksanakan perintah Pua'nya. Setiba di Pambo'borang,  di gubuk seorang Pandai Besi (tidak disebutkan namanya dalam kisah ini),  Kaco tiba-tiba tercengang kaget melihat panda besi itu sedang membuat  kowi'. Pasalnya, besi' yang dibuat menjadi kowi' yang biasanya dibakar  dalam bara api dan dipipihkan dengan Palu beton ternyata tidak seperti  yang dibayangkan oleh Kaco. Besi yang dibuat manjadi kowi' itu hanya  diasah, dipipihkan dan ditajamkan dengan ibu jari dan jari telunjuk. 
Sungguh kaget si Kaco melihatnya, tapi lebih kaget lagi si pandai besi  karena dia tidak menyangka bahwa ada yang sudah melihat kesaktiannya  secara langsung dan gratis. Pandai besi kemudian mengamanahkan kepada  Kaco agar semua yang dilihatnya tidak disampaikan kepada orang lain  alias hanya menjadi rahasia Kaco dan si Pandai Besi dan jika amanah ini  di langgar maka Kaco akan mengalami kecelakaan yang bisa membuat dirinya  cacat seumur hidup. Kaco pun berjanji tidak akan menceritakannya kepada  siapapun. Setelah menyampaikan keinginannya kepada Pandai Besi yaitu  untuk dibuatkan sebuah kowi' yang sakti pesanan Pua'nya (entah apa  kesaktian kowi' itu tidak disebutkan dalam kisah ini), kaco pun kembali  ke rumahnya di Pangale. Dalam perjalanan pulangnya ke Pangale, Kaco  terus memikirkan kejadian yang baru saja dia lihat. Otaknya bekerja  keras merasionalkan kesaktian pandai besi itu. (Sampai sekarang  Pambo'borang dikenal sebagai kampung pandai besi di Mandar). 
Dalam perjalanan pulangnya dari Pambo'borang dengan massaeyang  (menunggang kuda), Kaco singgah di sebuah sungai yang jernih airnya  (sekarang disebut sebagai sungai Malle, sebuah tempat wisata alam di  Majene). Pada saat ingin mengambil air untuk diminum tiba-tiba Kaco  melihat seorang perempuan yang sangat cantik (heheh jelas melebihi  kecantikan Juliet di Eropa..) yang sedang mandi di sungai bersama dengan  lima orang perempuan lainnya. Perempuan itu kaget karena sungai yang  biasanya aman dia tempati untuk mandi tiba-tiba didatangi oleh seorang  lelaki, Kaco. Perempuan yang cantik itu kemudian memerintahkan kepada  kelima orang perempuan yang menemaninya untuk menanyakan identitas Kaco  yang sudah berani mendatangi tempat permandian rahasia seorang ana'  Mara'dia (Putri Raja). Heheh sobat blogger sudah ngerti kan sampai  disini ceritanya ?? Perempuan yang cantik itulah yang namanya Cicci,  seorang ningrat yang bekal jadi Istri Kaco nantinya... ) 
Heheh lanjut cerita, ternyata kelima perempuan itu ternyata adalah  dayang-dayang (pengawal perempuan) Cicci. Mereka pun segera mendekati  Kaco dan menanyakan identitasnya. Pada saat yang sama Kaco un menanyakan  identitas perempuan cantik itu. Disinilah awal mula kisah cinta Kaco  dan Cicci. 
Heheh sebelum lanjut baca cerita ini sobat blogger buat kopi dulu biar  melek itu mata hehehe dan .. pasang mata sobat baik-baik, ...jangan  sampai sobat melewatkan kisah serunya Kaco dan Cicci... 
Singkat cerita, ternyata melihat ketampanan Kaco, Cicci diam-diam jatuh  cinta pada pandangan pertama, namun sebagai penghargaan terhadap  tradisi, Cicci sebagai perempuan Mandar pantang menyatakan cintanya  kepada seorang Lelaki, meskipun dia harus menahan perasaannya... hehehe  maseke' picera' ilalango'o kandi' (Luka dalam akibat patah hati). 
Kelima dayang-dayang tadi kemudian mengusir Kaco dari taman permandian  Cicci di sungai Malle.' Namun, tiba-tiba Cicci memberi kode kepada  Dayang-Dayangnya untuk menahan Kaco supaya tidak meninggalkan sungai.  Cicci kemudian mendekati Kaco dan menanyakan identitasnya dan akhirnya  terjadilah proses saling kenal mengenal diantara mereka berdua. Kaco  kemudian meminta maaf kepada Cicci karena tidak sengaja memasuki taman  permandian rahasia seorang ana' mara'dia dan dia juga menceritakan  kronologis perjalanannya seharian. Dalam proses kenal mengenal di antara  mereka berdua, Cicci yang dalam keadaan basah kuyup habis berendam  kemudian tiba-tiba mengajak Kaco untuk berkunjung ke rumahnya di Betteng  (Sampai sekarang desa Betteng dikenal menyimpan situs-situs kerajaan)  ,.. Namun, pada saat yang sama Kaco menolak dengan alasan bahwa dia  harus sampai ke rumahnya sebelum petang. Cicci pun mengerti tapi sebelum  berpisah dengan Kaco, Cicci mengajak Kaco untuk berkunjung ke rumahnya  suatu saat dan Kaco pun mengiyakan. 
Sesampai di rumah, Kaco pun menceritakan kepada Pua'nya tentang  pertemuannya dengan seorang ana' Mara'dia yang bernama Cicci dan  kemudian langsung menyatakan niatnya kepada Pua'nya untuk melamar Cicci  sesegera mungkin. Pua'nya Kaco tiba-tiba tersentak kaget karena  mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Kaco bahwa dia tidak akan  menikah sampai dia Mati kalau tidak menikah dengan Cicci. Itu sumpah  Kaco. 
Namun, Pua'nya Kaco pun mendukung niat anaknya dengan menyatakan bahwa  'Dotai ruppu dadzi lele tuali' maksudnya lebih baik mati dari pada  mundur. Setelah mendapat restu, Pua'nya Kaco menyuruh Kaco berkunjung ke  rumah Kakeknya di Baruga (Sebuah Kampung Santri di Tanah Mandar Lama  sampai sekarang) untuk meminta Restu dan wejangan dari kakeknya yang  juga seorang 'Panrita' (Ulama) yang sakti manraguna. 
Beberapa hari kemudian, Kaco pun melaksanakan amanah Pua'nya untuk  berkunjung ke rumah kakeknya. Walhasil, Kakeknya pun merestui niat Kaco  dan menyarankan untuk segera mewujudkan niatnya. Namun, supaya Kaco  bertambah kepercayaan dirinya dan semakin berkharisma, Kakeknya kemudian  memberikan sebuah do'a yang harus sering-sering dia lafadzkan sebelum  dan sesudah mendirikan shalat. Do'anya cukup pendek, hanya sebuah  kalimat Shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW. 
Tanpa Kaco sadari bahwa setelah dia sering melafadzkan Shalawat Nabi,  setiap dia berjalan berkeliling desanya, semua orang menatap kepadanya,  pada saat melaut ikan-ikan pun menghampirinya dan semakin bertambah  kecerdasannya, sepertinya samudera pengetahuaan sudah terhampar luas  dihadapannya. 
Pada saat berkunjung ke rumah Cicci untuk bertemu dan sekalian juga  untuk mewujudkan niatnya, Kaco dihalangi oleh Prajurit Raja. Nampaknya  Isu santer yang beredar di Istana bahwa Cicci sedang jatuh cinta dengan  seorang rakyat biasa sudah sampai ke telinga Raja sehingga jika Kaco  berkunjung ke Istana harus di halangi dan tidak boleh bertemu dengan  Cicci. 
Singkat cerita, Melihat kebekuan hati ayahnya, Cicci yang sudah cinta  mati kepada Kaco rela 'sipaindongan' (Kawin lari) dengan Kaco. Setelah  sipaindongan maka Kaco menjadi buronan Istana. 
Beberapa bulan kemudian setelah 'sipaindongan', terdengar berita sampai  ke istana bahwa Kaco dan CIcci sedang berada di Rangas. Sebuah daerah di  Majene yang terkenal hanya karena salah seorang seorang penduduknya  adalah sando reppo' (Dukun sakti yang mengobati orang yang cedera patah  tulang). 
sang Mara'dia pun memerintahkan kepada prajurit untuk segera menculik  Cicci dan menangkap Kaco di Rangas. Walhasil karena kurang waspadanya  Kaco dan Cicci akhirnya mereka ditangkap. Cicci di culik tanpa  sepengetahuan Kaco dan Kaco ditangkap tanpa sepengetahuan Cicci. 
Setelah keduanya di tangkap, Cicci kemudian kembali menjalani  kehidupannya sebagai ana' Mara'dia di istana dan Kaco dihukum penajara  di sebuah tempat yang tidak diketahui oleh Cicci. Cicci yang setiap  harinya merenung tiba-tiba dia mendengar kabar dari dayang-dayangnya  bahwa kaco di Penjara oleh ayahnya di sebuah Penjara Rahasia dia Buttu  Ulumanda (Sebuah gunung di daerah Ulumanda). Maka tanpa sepengetahuan  ayahnya, maka pergilah Cicci ke Ulumanda untuk bertemu dengan sang  kekasih. Sesaat samapi di Ulumanda, Cicci kemudian bertemu dengan  prajurit penjaga penjara dan meminta kepada Prajurit untuk membebaskan  Kaco dengan alasan bahwa ini adalah Perintah ayahnya sang Mara'dia.  Setelah bebas, Kaco dan Cicci kemudian melarikan diri dan ditangkap  kembali oleh prajurit suruhan Mara'dia di sebuah tempat yang subur di  daerah Malunda. Karena sudah capek di sipaindongang, diburu dan  ditangkap ditambah lagi dengan keinginan kuat Cicci untuk sehidup semati  dengan Kaco sehingga Cicci menyuruh Kaco untuk membunuhnya tapi Kaco  menolak dengan alasan tidak dibenarkan oleh agama tapi rupanya Cicci  langsung menikamkan Badik ke jantung Kaco tanpa sepengetahuannya hingga  Kaco meninggal dunia dan akhirnya Cicci pun juga menghunuskan Badik ke  perutnya dan akhirnya keduanya meninggal dunia karena CINTA dan TRADISI.  .. End Story..*** 
Nah sobat bloger...  sungguh tragis kisah cinta Kaco dan Cicci ...  Hhihihi Hanya karena melawan tradisi demi memperjuangkan cintanya,  mereka rela Mati.. 
Nah sekarang bagaimana dengan anda sobat blogger .. apakah sobat bisa  mempertahankan cinta anda seperti kisah Kaco dan Cicci di atas ???  Tentunya hanya anda yang lebih tahu.. 
Alur cerita Kisah Kaco dan Cicci di Tanah Mandar sampai sekarang  sebenarnya belum jelas namun yang pasti adalah kisah cinta abadi Kaco  dan Cicci pernah ada di Tanah Mandar. Demi untuk mengangkat kembali  cerita-cerita rakyat seperti ini, penulis memfiksikan alur cerita Kaco  dan Cicci. 
Akhirul Qalam…
Penulis mengucapkan Terimakasih kepada sobat Jumri dan Siraj atas  inspirasi kreatifnya dalam mengisi kekosongan alur cerita fiksi ini.  Dan... Mohon Maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang merasa tersinggung  dengan terbitnya tulisan ini atau karena ada kesalahan kosakata dalam  tulisan ini karena Tak Ada Gading Yang Tak Retak… 
Terimakasih...